seperti tak ada obsesi membangkitkan
naluri yang terendap penuh kekecewaan
kemunafikan harusnya tak ku benarkan
tak juga aku persalahkan
bahkan tak tersesalkan
hanya menjadi ironi hati
perlukah ketegasan ?
namun aku tetap tuli mendegarkan
nasihat yang ku anggap hanya lelucon jenaka
sekiranya memang diri terbodohi
apa harus aku memaki membenci
lakon yang berlenggak lemah
tanpa harapan yang memajukan
tersimpan jga untuk apa
akankah masih terus ku pertontonkan
tangisan di setiap malam
yang menjerit mencekik nafas
perlukah aku meneriakkan
tatap lah dsini jiwa yang terenung kepastian
untuk apa ya sekedar hanya memberii jawaban
di tiap bait pertanyaan
jika tak jua itu tersampaikan
inikah sikapp hina yang kau tunjukkan
mungkin akan terpahami entah kapan
hingga nafas terhenti dan hati dinginn membiru
hingga sampai akhir perkataan terima kasih untuk luka yang tertorehkan
aku tersenyum atas kepalsuan dan kemanisan
seharusnya ini tak aku agungkan
tapi logika ku seakan tak pernah patah memujii membenarkan
0 komentar:
Posting Komentar